Gaplek
Produk hasil pengeringan singkong salah
satunya disebut gaplek. Gaplek awalnya merupakan makanan pokok masyarakat Gunung
Kidul, khususnya dusun Plataran. Hampir setiap rumah di dusun Plataran
memproduksi gaplek. Hal ini akan nampak di halaman depan rumah warga banyak
berjajaran singkong yang dijemur.
Gaplek bukanlah hal asing di dusun
Plataran ini dan seakan menjadi hal wajib di setiap rumah. Warga Plataran membuat
gaplek ini untuk menambah pendapatan. Nantinya akan ada tengkulak yang
berkeliling ke rumah-rumah warga. Setiap kilonya dibrandol harga Rp1.250,00.
Warga tidak menjual semua gaplek yang dibuat, biasanya mereka akan menyisakan
beberapa untuk nantinya diolah sendiri.
Jenis singkong yang dibuat untuk
pembuatan gaplek ini adalah gatotkaca. Menurut pengakuan warga, singkong ini
merupakan jenis yang tidak cocok untuk dibuat makanan kudapan, seperti singkong
thailand, singkong keju, dan sebagainya. Cocoknya adalah untuk makanan yang
diolah lagi, seperti gaplek, patilo, tiwul, dan lain-lain.
Pembuatan gaplek tergolong mudah dan bahan yang digunakan mudah ditemukan. Singkong dikupas kemudian dicuci bersih. Potong-potong ubi yang terlalu panjang. Selanjutnya jemur ubi hingga kering, kira-kira 1-3 minggu. Lama penjemuran ini bergantung dari keadaan cuaca. Gaplek yang telah kering kemudian disimpan pada tempat yang terbebas dari air dan kelembaban. Gaplek ini sangat rawan terkena jamur. Gaplek berjamur menyebabkan harga di pasaran turun. [rys]
0 comments:
Post a Comment