Sunday, September 3, 2017

Goa Cokro


Goa Cokro



            Tahukah kamu akan luweng? Luweng merupakan kata dari bahasa jawa yang berarti lubang. Biasanya luweng sengaja dibuat untuk dijadikan tungku sebagai tempat memasak. Nah, luweng inilah yang menjadi ciri khas dari Goa Cokro. Unik bukan? Sehingga goa ini dinamakan Luweng Cokro, salah satu goa di bawah permukaan yang terdapat di kawasan kars Gunung Sewu.
            Memasuki goa ini pengunjung harus melewati sebuah lubang dengan dibantu tali. Gua yang berkembang pada batu gamping Formasi Wonosari ini terbentuk setelah batugamping terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu. Selama ribuan hingga ratusan ribu tahun, pelarutan pada batu gamping yang berumur 15-2 juta tahun menghasilkan gua.
            Berkunjung ke Goa Cokro penampakkan luar tidak seperti goa, hanya kebun yang ditumbuhi pohon-pohon liar dan jati yang telah meranggas. Tidak seperti halnya berkunjung ke goa-goa lain, goa sudah nampak stalamit dan stalaktitnya, pengunjung pun bisa langsung memasuki goa tersebut. Luweng pada Goa Cokro itu hanya bisa dilalui untuk satu orang dewasa. Luweng itu dikelilingi pagar berupa tali yang diikatkan pada besi-besi dengan ketinggian ±50 m.



            Jangan memandang dari luarnya, itulah yang harus diterapkan pengunjung untuk Goa Cokro ini. Setelah memasuki goa ini, pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan alam berupa stalatit dan stalamit yang terbentuk karena faktor alam. Indah dan mempesona. Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan! Selain itu, di dalam Goa Cokro ini sudah dilengkapi dengan petunjuk arah sehingga memudahkan pengunjung untuk berkeliling di dalam goa. Tetapi persiapan untuk memasuki goa ini juga harus diperhatikan, senter misalnya. Letak goa yang berada di bawah permukaan menyebabkan penerangan sangatlah kurang. [rys]
            

0 comments:

Post a Comment