Goa Cokro
Tahukah kamu akan luweng? Luweng
merupakan kata dari bahasa jawa yang berarti lubang. Biasanya luweng sengaja
dibuat untuk dijadikan tungku sebagai tempat memasak. Nah, luweng inilah yang
menjadi ciri khas dari Goa Cokro. Unik bukan? Sehingga goa ini dinamakan Luweng
Cokro, salah satu goa di bawah permukaan yang terdapat di kawasan kars Gunung
Sewu.
Memasuki goa ini pengunjung harus
melewati sebuah lubang dengan dibantu tali. Gua yang berkembang pada batu
gamping Formasi Wonosari ini terbentuk setelah batugamping terangkat dari dasar
laut sekitar 1,8 juta tahun lalu. Selama ribuan hingga ratusan ribu tahun,
pelarutan pada batu gamping yang berumur 15-2 juta tahun menghasilkan gua.
Berkunjung ke Goa Cokro penampakkan
luar tidak seperti goa, hanya kebun yang ditumbuhi pohon-pohon liar dan jati
yang telah meranggas. Tidak seperti halnya berkunjung ke goa-goa lain, goa
sudah nampak stalamit dan stalaktitnya, pengunjung pun bisa langsung memasuki
goa tersebut. Luweng pada Goa Cokro itu hanya bisa dilalui untuk satu orang
dewasa. Luweng itu dikelilingi pagar berupa tali yang diikatkan pada besi-besi
dengan ketinggian ±50 m.
Jangan memandang dari luarnya,
itulah yang harus diterapkan pengunjung untuk Goa Cokro ini. Setelah memasuki
goa ini, pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan alam berupa stalatit dan
stalamit yang terbentuk karena faktor alam. Indah dan mempesona. Nikmat Tuhan
mana lagi yang kau dustakan! Selain itu, di dalam Goa Cokro ini sudah
dilengkapi dengan petunjuk arah sehingga memudahkan pengunjung untuk
berkeliling di dalam goa. Tetapi persiapan untuk memasuki goa ini juga harus
diperhatikan, senter misalnya. Letak goa yang berada di bawah permukaan
menyebabkan penerangan sangatlah kurang. [rys]
0 comments:
Post a Comment